14 Ogos 2011

SENYUM

20 Ciri-Ciri Gagal Puasa Ramadhan.


Sebagai sebuah medan training (tarbiyah), Ramadhan punya indikator keberhasilan. Bagaimana mengukurnya? Yang paling mudah dengan melihat ciri kegagalannya. 20 Indikator ini memang tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi pahalanya, bahkan kadang sampai hilanglah pahala puasanya.

1.Tidak mempersiapkan diri semaksimal mungkin jauh hari sebelum Ramadhan.
Persiapan ini meliputi persiapan hati (al isti’dad al ruhiy) dengan kerinduan dan kegembiraan menyambut kedatangannya serta dengan berdia agar bisa dipanjangkan umur sampai ke Ramadhan, persiapan keilmuan (al isti’dad al fikriy) dengan menguasai ilmu dan hakikat Ramadhan, persiapan fisik (al isti’dad al jasadiy) dengan menjaga kesehatan dan membiasakan tubuh untuk berpuasa sunnah di bulan Sya’ban, persiapan logistik (al isti’dad al maliy) dengan menyiapkan bekal baik untuk diri dan keluarga maupun untuk sedekah. Dan juga termasuk dalam mempersiapkan adalah kondisikan lingkungan.

2.Gampang mengulur shalat fardhu. Orang yang berpuasa Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.

3.Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah. termasuk qiyamullail.

4.Kikir dan rakus pada harta benda, sebab salah satu sasaran utama shiyam adalah membuat manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan dan minum maupun pada harta benda.

5.Malas membaca Al-Qur’an. Berbincang-bincang dengan Allah di bulan dimana diturunkan Al-Qur’an didalamnya, sudah semestinya merupakan ibadah yang banyak dilakukan di bulan ini.

6.Mudah mengumbar amarah. Ramadhan adalah bulan kekuatan, Nabi SAW bersabda “orang kuat bukanlah orang yang selalu menang bila berkelahi, tapi orang yang yang bisa menguasai diri ketika marah”

7.Gemar bicara sia-sia dan dusta. Umar bin Khattab RA berkata “ Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah, dan tutur kata yang sia-sia”

8.Memutuskan tali silaturrahim. Ketika menyambut datangnya ramadhan, Rasulullah SAW bersabda “barangsiapa menyambung tali persaudaraan di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmatNya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmatNya pada hari ia berjumpa denganNya.

9.Menyia-nyiakan waktu. Termasuk gagal Ramadhan adalah lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan dan hura-huara. Disiplin waktu selama ramadhan semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.

10.Labil dalam menjalani hidup. Labil alias gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani hidup adalah tanda gagal Ramadhan. bila seorang meraibh berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.

11.Tidak bersemangat mensyiarkan Islam. Ketakwaan yang semakin kuat berwujud semangat mensyiarkan Islam.

12.Khianat terhadap amanah. Puasa adalah amanah Allah SWT yg seharusnya dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggung-jawabkan di hadapanNya kelak. Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sirr (rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata.

13.Rendah motivasi hidup berjamaah. Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi untuk hidup berjamaah. Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya ALlah mencintai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam 1 barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh” [61:4]

14.Tinggi ketergantungannya pada makhluk. Hawa nafsu dan syahwat merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang berhasil merdeka dari kedua mitra syaitan itu setelah Ramadhan, maka yang mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq.

15.Malas membela dan menegakkan kebenaran. Ramadhan adalah bulan dakwah dan jihad. Maka, di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin merajalela saat ini, kita harusnya makin gigih membela dan menegakkan kebenaran.

16.Tidak mencintai kaum dhuafa. Ramadhan adalah bulan kasih sayang. Karena itu cinta kita terhadap orang-orang lemah di kalangan masyarakat seharusnya bertambah.

17.Salah dalam memaknai akhir Ramadhan. Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sedekah, karena istighfar dan sedekah dapat menambal yang robek-robek dari puasa.

18.Terlalu sibuk mempersiapkan lebaran, sementara i’tikaf diabaikan. 10 malam terakhir adalah saat-saat genting yang menentukan nilai akhir kita di mata Allah SWT dalam bulan berkah ini. Jadi fokuslah kesini, bukan kepada urusan dunia.

19.Menganggap dan menjalani idul fitri sebagai hari kebebasan berbuat jahiliyah lagi. Makna idul fitri antara lain berarti kembali ke fitrah. namun kebanyakan orang memandangnya sebagai hari dibebaskannya mereka dari “penjara” ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah ramadhan pergi, ucapan dan tindakannya kembali jahiliyyah.

20.Tidak mengalami peningkatan keharmonisan dalam keluarga.
Ya Allah tolong kami untuk seberhasil mungkin dalam ramadhan tahun ini dan pertemukan lagi dengan ramadhan tahun-tahun selanjutnya.

0 Komen:

Catat Ulasan